Budidaya
ikan air tawar merupakan usaha yang menjanjikan keuntungan. Salah satu
tempat budidaya ikan air tawar adalah di Waduk Cirata, Cianjur, Jawa
Barat. Budidaya ikan air tawar di tempat ini dilakukan mulai dari
pembibitan hingga pembesaran ikan.
Salah seorang yang menekuni usaha budidaya ikan air tawar adalah Edi Mulyadi. Dia melakukan pembibitan di kolam darat, hingga pembesaran ikan di keramba terapung.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan air tawar milik Edi dapat mengambil arah ke Cianjur, lalu menuju ke kawasan Pantai Meleber, Cirata.
Kolam pembibitan ini ada yang diperuntukkan untuk ikan mas, ikan nila dan ikan gurame, mulai dari berbentuk larva hingga menjadi anakan ikan,
Di tempat ini anak ikan dipelihara selama setengah bulan, hingga berukuran tiga centimeter. Kemudian anak ikan yang berkualitas bagus dipindahkan ke keramba terapung di Waduk Cirata.
Untuk menuju keramba terapung di Waduk Cirata harus menggunakan perahu. Lama perjalanan sekitar sepuluh menit. Barulah sampai ke keramba terapung milik Edi.
Di keramba terapung ini, Edi memiliki 25 kolam pembesaran ikan air tawar yang dijaga dua orang karyawannya. Ikan air tawar yang dibesarkan disini ikan nila, ikan mas, dan ikan gurame. Ikan nila dapat dipanen dalam waktu tiga hingga empat bulan.
Biaya terbesar mengelola keramba terapung adalah penyediaan pakan ikan. Untuk makanan ikan, Edi menghabiskan 4 kwintal pelet dalam sehari.
Membesarkan ikan nila dan ikan mas menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan nila merah sekitar Rp 9 ribu per kilogram.
Namun memelihara ikan di keramba terapung seperti ini bukannya tanpa resiko. Resiko terbesar ikan mati karena terkena virus. Sejak tahun 2003 lalu virus menyerang ikan peliharaan disini. Edi yang telah menekuni usaha ini sejak tahun 1996 lalu juga terkena imbasnya. Dia sempat memiliki 60 kolam di tempat ini, namun kini menyusut hingga tinggal 25 kolam saja.
Ikan air tawar yang dibesarkan di keramba terapung di Cirata ini dipasarkan ke Jjakarta, Jawa Barat dan Banten. diperkirakan sekitar 70 persen kebutuhan ikan air tawar di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi dipasok dari kawasan ini.
Ikan nila dipasarkan dalam keadaan mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok. Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang diberi oksigen.
Kolam ikan terapung yang dikelola Edi dalam sebulannya dapat menghasilkan satu ton ikan nila, satu ton ikan mas dan setengah ton ikan gurame.
Salah seorang yang menekuni usaha budidaya ikan air tawar adalah Edi Mulyadi. Dia melakukan pembibitan di kolam darat, hingga pembesaran ikan di keramba terapung.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan air tawar milik Edi dapat mengambil arah ke Cianjur, lalu menuju ke kawasan Pantai Meleber, Cirata.
Kolam pembibitan ini ada yang diperuntukkan untuk ikan mas, ikan nila dan ikan gurame, mulai dari berbentuk larva hingga menjadi anakan ikan,
Di tempat ini anak ikan dipelihara selama setengah bulan, hingga berukuran tiga centimeter. Kemudian anak ikan yang berkualitas bagus dipindahkan ke keramba terapung di Waduk Cirata.
Untuk menuju keramba terapung di Waduk Cirata harus menggunakan perahu. Lama perjalanan sekitar sepuluh menit. Barulah sampai ke keramba terapung milik Edi.
Di keramba terapung ini, Edi memiliki 25 kolam pembesaran ikan air tawar yang dijaga dua orang karyawannya. Ikan air tawar yang dibesarkan disini ikan nila, ikan mas, dan ikan gurame. Ikan nila dapat dipanen dalam waktu tiga hingga empat bulan.
Biaya terbesar mengelola keramba terapung adalah penyediaan pakan ikan. Untuk makanan ikan, Edi menghabiskan 4 kwintal pelet dalam sehari.
Membesarkan ikan nila dan ikan mas menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan nila dan ikan mas menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan nila merah sekitar Rp 9 ribu per kilogram.
Namun memelihara ikan di keramba terapung seperti ini bukannya tanpa resiko. Resiko terbesar ikan mati karena terkena virus. Sejak tahun 2003 lalu virus menyerang ikan peliharaan disini. Edi yang telah menekuni usaha ini sejak tahun 1996 lalu juga terkena imbasnya. Dia sempat memiliki 60 kolam di tempat ini, namun kini menyusut hingga tinggal 25 kolam saja.
Ikan air tawar yang dibesarkan di keramba terapung di Cirata ini dipasarkan ke Jjakarta, Jawa Barat dan Banten. diperkirakan sekitar 70 persen kebutuhan ikan air tawar di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi dipasok dari kawasan ini.
Ikan nila dipasarkan dalam keadaan mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok. Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang diberi oksigen.
Kolam ikan terapung yang dikelola Edi dalam sebulannya dapat menghasilkan satu ton ikan nila, satu ton ikan mas dan setengah ton ikan gurame.
Komentar
Posting Komentar