Gulma adalah jenis tumbuhan
yang tumbuh di suatu tempat yang tidak dikehendaki. Gulma memiliki sifat
yang khas antara lain mampu menyesuaikan dirinya pada kondisi yang
ekstrim, memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi, daerah penyebarannya
luas, biji gulma juga mengalami masa dorman sehingga ia dapat bertahan
pada siatuasi yang tidak menguntungkan dan akan tumbuh jika situasi
lingkungan mendukung, dan memiliki daya kompetisi yang tinggi.
Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan ke dalam :
a). Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.
b). Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :
Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.
Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. , Nymphoides indica.
d). Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp.,Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.
Gulma air yang paling ganas adalah eceng (enceng) gondok (Eichornia crassipes). Tumbuhan pengganggu ini berasal dari Afrika tropis. Didatangkan oleh Bangsa Belanda ke kepulauan Nusantara sebagai tanaman hias. Bunga eceng gondok yang mengumpul di ujung tangkai, berwarna ungu dan sangat menarik. Tanaman hias eksotis ini kemudian lepas ke parairan umum. Dalam waktu relatif singkat eceng gondok telah ada di mana-mana. Penyebaran eceng gondok tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di semua negara di kawasan tropis.
Enceng gondok tumbuh mengapung di permukaan air tawar yang tenang. Misalnya waduk, rawa, danau dan situ. Seluruh permukaan rawa dan danau, bisa tertutup rapat oleh gulma ini. Akibatnya kehidupan di bawahnya akan mati, karena tidak memperoleh sinar matahari.
Upaya Pengendalian
Ada beberapa cara untuk mengendalikan gulma, diataranya yaitu menggunakan ikan pemakan tumbuhan/herbivora, seperti ikan Tawes, Gurame dan ikan Koan atau Grasscarp.
Koan (Grass Carp, White Amur, Ctenopharyngodon idella), adalah ikan herbivora (pemakan tumbuhan) air tawar. Ikan ini berasal dari China Utara dan Siberia (Rusia). Nama Grass Carp diberikan, karena karper adalah pemakan rumput. Sedangkan sebutan White Amur menunjukkan bahwa ikan ini berasal dari Sungai Amur, yang merupakan batas antara RRC dengan Rusia, dan bermuara di Selat Jepang. Meskipun sebenarnya, habitat asli karper tersebar mulai dari sungai Amur, Sungari, Ussuri, Danau Khanka, dan juga sungai-sungai di RRC di provinsi Guangzhou dan Kwangtung.
Merebaknya gulma eceng gondok diIndonesia, terutama disebabkan oleh penggunaan urea yang berlebihan pada budidaya padi di sawah. Sisa urea yang tidak terserap tanaman, terakumulasi di waduk, danau, dan rawa. Tingginya kandungan urea, mengakibatkan pertumbuhan eceng gondok juga menjadi sangat pesat. Dengan pakan eceng gondok, maka budidaya karper menjadi tanpa perlu biaya pakan, sementara gangguan gulmanya teratasi.
Gurame semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurame hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
Gurame terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di Perairan umum seperti waduk, danau dll
Tawes (Barbonymus gonionotus Bleeker, 1850) adalah sejenis ikan air tawar anggotasuku Cyprinidae. Ikan ini merupakan salah satu jenis yang penting dan populer dikembangkan dalam akuakultur sebagai ikan konsumsi. Secara alami tawes menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda. Telah dibudidayakan di kolam-kolam setidaknya semenjak abad ke-19, tawes juga diintroduksi ke pulau-pulau lain; misalnya ke Sulawesi. Sementara, menurut catatan FAO, ikan ini juga diintroduksi ke Filipina(1956) dan ke India (1972).
Nama-nama lainnya, di antaranya lawak, lalawak (Mly.); turub hawu (Sd.); dan tawes, badir (Jw.). Ada juga yang menyebutnya lampam jawa. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dinamai Java Barb, Silver Barb, atau juga Tawes.
Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan ke dalam :
a). Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.
b). Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :
Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.
Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. , Nymphoides indica.
d). Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp.,Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.
Gulma air yang paling ganas adalah eceng (enceng) gondok (Eichornia crassipes). Tumbuhan pengganggu ini berasal dari Afrika tropis. Didatangkan oleh Bangsa Belanda ke kepulauan Nusantara sebagai tanaman hias. Bunga eceng gondok yang mengumpul di ujung tangkai, berwarna ungu dan sangat menarik. Tanaman hias eksotis ini kemudian lepas ke parairan umum. Dalam waktu relatif singkat eceng gondok telah ada di mana-mana. Penyebaran eceng gondok tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di semua negara di kawasan tropis.
Enceng gondok tumbuh mengapung di permukaan air tawar yang tenang. Misalnya waduk, rawa, danau dan situ. Seluruh permukaan rawa dan danau, bisa tertutup rapat oleh gulma ini. Akibatnya kehidupan di bawahnya akan mati, karena tidak memperoleh sinar matahari.
Upaya Pengendalian
Ada beberapa cara untuk mengendalikan gulma, diataranya yaitu menggunakan ikan pemakan tumbuhan/herbivora, seperti ikan Tawes, Gurame dan ikan Koan atau Grasscarp.
Koan (Grass Carp, White Amur, Ctenopharyngodon idella), adalah ikan herbivora (pemakan tumbuhan) air tawar. Ikan ini berasal dari China Utara dan Siberia (Rusia). Nama Grass Carp diberikan, karena karper adalah pemakan rumput. Sedangkan sebutan White Amur menunjukkan bahwa ikan ini berasal dari Sungai Amur, yang merupakan batas antara RRC dengan Rusia, dan bermuara di Selat Jepang. Meskipun sebenarnya, habitat asli karper tersebar mulai dari sungai Amur, Sungari, Ussuri, Danau Khanka, dan juga sungai-sungai di RRC di provinsi Guangzhou dan Kwangtung.
Merebaknya gulma eceng gondok diIndonesia, terutama disebabkan oleh penggunaan urea yang berlebihan pada budidaya padi di sawah. Sisa urea yang tidak terserap tanaman, terakumulasi di waduk, danau, dan rawa. Tingginya kandungan urea, mengakibatkan pertumbuhan eceng gondok juga menjadi sangat pesat. Dengan pakan eceng gondok, maka budidaya karper menjadi tanpa perlu biaya pakan, sementara gangguan gulmanya teratasi.
Gurame semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurame hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
Gurame terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air. Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di Perairan umum seperti waduk, danau dll
Tawes (Barbonymus gonionotus Bleeker, 1850) adalah sejenis ikan air tawar anggotasuku Cyprinidae. Ikan ini merupakan salah satu jenis yang penting dan populer dikembangkan dalam akuakultur sebagai ikan konsumsi. Secara alami tawes menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda. Telah dibudidayakan di kolam-kolam setidaknya semenjak abad ke-19, tawes juga diintroduksi ke pulau-pulau lain; misalnya ke Sulawesi. Sementara, menurut catatan FAO, ikan ini juga diintroduksi ke Filipina(1956) dan ke India (1972).
Nama-nama lainnya, di antaranya lawak, lalawak (Mly.); turub hawu (Sd.); dan tawes, badir (Jw.). Ada juga yang menyebutnya lampam jawa. Dalam bahasa Inggris, ikan ini dinamai Java Barb, Silver Barb, atau juga Tawes.
Komentar
Posting Komentar