Agromaret | Sep 06, 2017 |
Ada jenis tempat
budidaya ikan di perairan menurut jenis airnya, yaitu tambak di
perairan sekitar pantai yang diisi dengan air payau dan biasanya
diusahakan untuk budidaya kerang, udang, atau ikan. Jenis ikan yang bisa
dibudidayakan di tambak adalah ikan nila, ikan bandeng, udang windu,
dan kepiting bakau. Sedangkan kolam adalah wadah buatan untuk budidaya
ikan yang umumnya dapat dibuat dari tanah, semen, terpal, beton, maupun
bak dari drum bekas.
Mengingat masih rendahnya angka konsumsi
ikan di Indonesia, maka harus ada inisiatif untuk memproduksi ikan
secara mandiri dan dimulai dari tingkat keluarga. Oleh karena itu, ada
beberapa jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan di lahan sempit
dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Jenis ikan tersebut adalah ikan
lele, ikan nila, ikan mujair, ikan bawal, ikan mas, ikan tawes, ikan
patin, dan ikan gurame.
Sebelum memulai budidaya ikan air tawar
tersebut, persiapkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan sebagai
tempat perkembangbiakan ikan. Lahan tersebut bisa berupa kolam buatan di
tanah atau kolam buatan dari terpal dan sebagainya.
Ukuran ideal untuk kolam buatan adalah 100 m2
apabila ingin memelihara ikan air tawar dengan jumlah lebih dari seribu
ekor. Kedalaman kolam buatan tidak boleh terlalu dangkal, idealnya
adalah 100 cm supaya ikan dapat berenang tanpa terlalu terkena panas
matahari dan tanpa kekurangan oksigen. Air yang mengisi kolam juga harus
memiliki kandungan oksigen terlarut yang sesuai untuk pertumbuhan ikan.
Konsentrasi oksigen terlarut merupakan
parameter kualitas air yang paling penting. Penipisan konsentrasi
oksigen biasanya menjadi penyebab utama dari kematian ikan secara
mendadak. Mempertahankan rezim oksigen normal atau yang diinginkan pada
kolam tidak membantu menjamin kesehatan ikan, tetapi mengindikasikan
bahwa fungsi pada sistem kolam sudah sesuai, menurut Lannan Lannan
dalam bukunya berjudul Principles and Practices of Pond Aquaculture: A State of the Art Review yang diterbitkan pada tahun 1983.

Sumber: Amazon
Tahap selanjutnya adalah pemilihan bibit
ikan yang akan dibudidayakan. Ukuran bibit ikan yang ideal adalah
sekitar 5-10 cm dan bergerak aktif dalam air. Bibit ikan ini bisa
diperoleh di toko dengan harga murah atau melakukan pembibitan sendiri.
Anakan ikan ini dapat disebar ke kolam yang sudah diisi air dengan
campuran kapur (kaptan) dan pupuk kandang dengan rasio 1:1:0,5 untuk
tiap 1 m2.
Aliran air di kolam harus tenang saat
ikan masih berukuran kecil dan diperhatikan kebersihan kolamnya. Apabila
muncul banyak lumut, eceng gondok, dan warna air terlalu keruh dapat
mengurangi konsentrasi oksigen. Rendahnya oksigen di dalam air dapat
menyebabkan kematian ikan secara mendadak.
Oleh karena itu, aerator dapat digunakan
untuk membantu penyebaran oksigen terlarut di dalam air. Tingkat
kemasaman air kolam perlu diperhatikan. Ikan air tawar dapat hidup
secara optimal dengan kondisi pH mendekati netral, tidak kurang dari 6,5
dan tidak lebih dari 9,5.


Sumber: Alamtani
Setelah melakukan pemindahan bibit ikan
ke kolam pemeliharaan, selanjutnya adalah pemberian pakan. Pemilihan
pakan yang tepat adalah melihat kandungan nutrisi antara nutrisi hewani
dan nutrisi nabati yang seimbang. Pakan ikan air tawar biasanya dikemas
dalam bentuk pellet yang ukurannya disesuaikan dengan mulut ikan.
Kandungan pakannya dapat terdiri dari
protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Beberapa jenis ikan seperti
lele dan gurame cenderung menyukai pakan nabati saat berumur dewasa.
Pakan tambahan apabila produktivitas ikan rendah adalah terdiri dari
dedak halus, tepung ikan, dan tepung kopra.
Tahap terakhir adalah pemeliharaan
hingga siap panen. Pemberian pakan akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan ikan yang semakin besar. Pada ikan gurame, umur siap panen
adalah 5-6 bulan setelah pembibitan. Sementara pada ikan nila
membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 6-7 bulan setelah pembibitan. Ikan
lele dan ikan mujair masing-masing membutuhkan waktu 3-4 bulan dan 5
bulan setelah pembibitan.
Komentar
Posting Komentar