Setiap manusia pada dasarnya menginginkan makanan yang segar, menarik, dan lezat. Namun sayangnya, untuk mendapatkan makanan yang selalu fresh, lezat, dan menarik tentu bukanlah perkara muda. Sehingga, sebagian besar penjual makanan atau pedagang sayuran mencampurkan bahan tertentu agar kondisi makanan tetap awet.
Keberadaan pengawet makanan di pasaran ada yang aman, juga berbahaya untuk dikonsumsi. Bahan pengawet alami tentunya aman dikonsumsi oleh tubuh. Sementara untuk bahan pengawet buatan, tidak semuanya boleh dikonsumsi tubuh. Ada beberapa pengawet makanan buatan yang aman dikonsumsi, namun tetap dalam takaran tidak berlebih.
Sebagai konsumen cerdas, kita patut perhatikan secara seksama apakah makanan yang akan dikonsumsi tersebut terbebas dari pengawet makanan berbahaya. Apalagi saat ini tren makanan halal dan sehat bukan hanya dikhususnya bagi warga Muslim, namun juga diminati masyarakat pada umumnya. Berikut beberapa bahan pengawet yang aman dikonsumsi tubuh:
Asam Sitrat
Bahan pengawet makanan dengan nama lain citric acid ini aman dikonsumsi tubuh. Fungsi utama zat ini untuk mencegah perkembangan jamur serta bakteri jahat pada makanan.
Serangkaian uji penelitian telah membuktikan bahwa asam sitrat 99,9% bisa dikonsumsi oleh manusia. Meski demikian, tidak semua orang cocok dengan pengawet satu ini alias alergi. Sehingga yang perlu diperhatikan saat mengkonsumsi makanan berbahan ini adalah reaksi tubuh. Jika muncul alergi akibat reaksi zatnya, sebaiknya segera hentikan pemakaian.
Asam Benzoat dan Sodium Benzoat
Jenis pengawet aman ini mungkin sekilas tak menampakkan kesan aman karena seperti zat kimia, tapi keduanya benar-benar alami. Pada umumnya, keduanya lebih sering dimanfaatkan untuk mengawetkan buah-buahan, seperti cengkih, kulit kayu manis, plum fruit, cranberries, apel, dan buah kering.
Keduanya terkandung komponen antibakteri sehingga makanan pasti terlindungi secara efektif dari tumbuh dan berkembangnya bakteri. Makanan-makanan ringan seperti dressing, salad dan kue tart kerap diawetkan dengan bahan ini. Minuman ringan yang banyak atau sering Anda jumpai juga kemungkinan besar sudah melalui proses pengawetan menggunakan sodium benzoat maupun asam benzoat.
Kunyit
Tanaman satu ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti mengobati kaki bengkak karena jatuh, obat asma, obat herbal liver bengkak, penambah nafsu makan dan sebagainya. Di dalamnya mengandung zat antioksidan juga terdapat sifat antikanker, antiradang dan antibakteri yang sangat tinggi.
Kunyit adalah rempah yang sangat baik dan bahkan ketika dipakai sebagai bahan pengawet makanan. Biasanya, kunyit digunakan untuk mengawetkan tahu. Kunyit memang pada umumnya dikenal sebagai pewarna alami untuk makanan. Kunyit ternyata juga mampu menjadi pengawet makanan dan pencegah supaya makanan tidak cepat asam dan basi.
Cengkeh
Mayoritas warga Indonesia pastinya tidak asing lagi dengan jenis tanaman satu ini. Iya, cengkeh merupakan salah satu rempah yang kegunaannya selain sebagai bumbu dapur, juga pengawet alami dalam pengobatan Cina dan India.
Jenis rempah ini memiliki bermacam kandungan yang sangat baik untuk kesehatan. Selain kandungan antioksidan, juga ada senyawa fenolik yang jumlahnya paling tinggi. Tak hanya itu, senyawa tersebut juga bermanfaat untuk melindungi makanan dari perkembangan jamur serta kemunculan bakteri.
Cuka
Cuka mengandung asam asetat dalam jumlah tinggi. Pembuatan cuka berasal dari campuran air fermentasi dan gula. Keduanya mampu membasmi organisme atau mikroba yang menyebabkan makanan membusuk. Sejumlah besar produk minuman diawetkan menggunakan cuka, disamping ada jelly, kimchi serta acar. Cuka adalah pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengawetkan makanan tanpa efek samping berbahaya.
Propil Galat
Bahan pengawet makanan ini lebih sering diaplikasikan ke makanan yang mengandung lemak atau minyak. Produk permen karet juga sering memanfaatkan propil Galat. Begitu juga makanan sosis yang dicampuri bahan propil galat agar ketengikannya bisa lebih lambat.
Chitosan
Pengawet organik ini sudah terbukti tidak beracun dan bahkan mengalami degradasi secara biologis sehingga aman bagi makanan dan konsumen. Kegunaannya sebagai coating alias pelapis pada ikan asin. Dengan dilapisi bahan tersebut, ikan asing tak akan berbakteri dan keawetan bisa sampai 8 minggu.
Garam
Sejak dahulu garam dimanfaatkan sebagai pengawet sayuran maupun daging. Sama seperti gula, garam memiliki kemampuan untuk menyerap air yang kemungkinan timbul di makanan. Ketika air tersebut muncul, mikroorganisme menjadi lebih leluasa dalam tumbuh pada makanan.
Fungsi garam sendiri adalah sebagai pencegah dari tumbuhnya jamur yang memicu pembusukan makanan. Penggunaannya pun tergolong simpel karena garam hanya perlu ditambahkan ke makanan yang hendak diawetkan. Takaran pemberian garam pun sedikit lebih banyak bila dipakai untuk pengawetan, bukan membumbui.
Minyak
Minyak bisa dimanfaatkan sebagai pengawet makananan yang alami dan aman. Rasa makanan bisa menjadi rusak akibat adanya proses oksidasi. Oleh karena itu, minyak sangat berguna dalam menghambat proses oksidasi pada makanan. Mikroorganisme yang tadinya bisa merusak makanan pun bisa dibasmi secara total. Kita bisa jumpai produk bumbu dapur yang dijual di pasaran, di dalamnya selalu ada kandungan minyak.
Kontributor: Siti Aisah *
DISUSUN DAN DI EDIT UNTUK MATERI PENYULUHAN OLEH LASRIYANTO,SPi
DISUSUN DAN DI EDIT UNTUK MATERI PENYULUHAN OLEH LASRIYANTO,SPi
Komentar
Posting Komentar